Senin, 10 Juni 2013

Opor Panggang

Opor Panggang Jepara atau lebih dikenal Opor Panggang merupakan masakan khas dari Kabupaten Jepara, tepatnya dulu dari Desa Mayong. Makanan serupa dikenal juga di Kudus dengan nama Opor bakar Kudus dengan perbedaan teknik memasak dengan dibakar, bukan dipanggang.

Minggu, 09 Juni 2013

Carang Madu (Cemilan Asli Jepara)

Kalau melihat nya pertama kali hampir mirip dengan sarang burung betulan, karena bentuknya yang 'semrawut'. Warnanya putih kecoklatan, dengan lelehan berwarna merah kecoklatan diatasnya. Soal rasa? Paduan gurih, manis dan renyah hmm, kriuk..kriuk..enak!

Carang Madu Asli Welahan
Kue ini merupakan salah satu kue kuno yang sudah agak jarang ditemui. Dikenal dengan nama kue Sarang Burung atau Sarang madu. Pembuat yang masih bertahan sampai saat ini adalah Ny. Yoe Lan Nio dari Welahan, Jepara. Karena itu kue ini hanya bisa ditemui di sekitar Jawa Tengah. Kue buatan nyonya ini bentuknya tidak rapi justru agak berantakan persis sarang burung asli, dan masing-masing dikemas dalam plastic. Labelnya berupa burung wallet dengan tinta merah.

Kalau sedang mampir ke kota Kudus, Jepara atau Semarang ada beberapa toko oleh-oleh yang menjualnya. Seperti di Toko Sinar Tiga-Tiga di Kudus. Selain buatan Welahan, kue sarang burung juga dibuat oleh produsen lain dengan bentuk lebih rapi mirip roda. Kemasannya tetap rapi dan agak ketat agar tidak mudah remuk.

Sarang madu atau carang madu ini terbuat dari bahan yang sederhana. Seperti santan, tepung beras, dan  gula. Jadi tak heran jika saat dicoba rasanya gurih renyah dan sedikit manis karena ada kucuran gula merah yang mengering diatasnya. Di kota asalnya Welahan, Jepara camilan ini disebut dengan nama sarang burung. Mungkin karena bentuknya yang tak beraturan seperti sarang burung.

Tapi kalau Anda ingin membawa sarang madu ini sebagai oleh-oleh, sebaiknya Anda sedikit berhati-hati. Bisa-bisa sarang madu yang awalnya untuk oleh-oleh malah hancur dalam perjalanan. Sebungkus sarang madu berisi sepuluh ini dihargai sebesar Rp 20.000,00 – Rp. 27.000,00 kalau beli di Pasar Welahan 1 Carang Madu dihargai sebesar Rp 500,00 untuk ukuran kecil Rp. 1.000,00 untuk ukuran sedang dan Rp. 2.000,00 untuk ukuran besar. Rasanya harga yang pas untuk camilan yang sudah sulit ditemui ini. Selain gurih renyah dan manis, camilan ini juga menjadi bukti bahwa kuliner kita sungguh kaya!!!

Sabtu, 08 Juni 2013

Jepara "Scheveningen van Java"

JEPARA- Menjelang kenaikan kelas di saat liburan pertama,Ny. Ovink Soer dan suaminya mengajak R.A. Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah menikmati keindahan pantai bandengan yang letaknya 7 kmke Utara Kota Jepara, yaitu sebuah pantai yang indah dengan hamparan pasir putih yang memukausebagaimana yang sering digambarkan lewat surat-suratnya kepada temannya Stella di negeri Belanda. RA Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindariombak, kepada RA Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut dan dijawab dengan singkat yaitu Pantai Bandengan.Kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan bahwa di Holland pun ada sebuah pantai yang hampir sama dengan bandengan namanya Klein Scheveningen secara spontan mendengar itu RA Kartini menyela kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan ini dengan nama Klein Scheveningen. Oleh sebab itulah Jepara diberi julukan Scheveningen van Java.

Jumat, 07 Juni 2013

Turuk Bintol

Foto Turuk Bintol
Turuk Bintol merupakan makanan khas dari Desa Pendosawalan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara. Turuk Bintol bahanya dari ketan yang di campur dengan kacang tolo, yang proses memasaknya dengan cara dikukus.

Bahan-bahan : 
- 200 gram ketan putih, rendam 1 jam, tiriskan
- 200 ml santan dari 1/4 butir kelapa
- 1/2 sdm garam
- 1 lembar daun pandan
- 100 gram kelapa parut kasar
- 25 gram kacang tolo, direndam 2 jam, tiriskan, rebus

Cara membuat :
>> Rebus santan, garam, daun pandan sambil diaduk sampai mendidih. Masukkan beras ketan. Kecilkan api. Biarkan sampai meresap.
>> Tambahkan kelapa parut dan kacang tolo. Aduk rata. Sisihkan.
>> Kukus selama 60 menit, diatas api sedang sampai matang.
>> Turuk Bintol siap dihidangkan.

Kamis, 06 Juni 2013

Jepara "The Beauty of Java"


Logo Brand Jepara
Jepara merupakan Kabupaten yang mempunyai pesona yang luar biasa. The Beauty of Java tidak berlebihan di sandang oleh Jepara, karena Jepara memiliki aneka keindahan alam dari tempat wisata pegunungan, wisata goa, wisata hutan, wisata pantai, wisata pulau bahkan sampai wisata bawah laut.

WISATA PANTAI

WISATA PULAU
  • Pulau Panjang
  • Pulau Mandalika
  • Pulau Karimunjawa
  • Pulau Kemujan
  • Pulau Parang
  • Pulau Seruni
  • Pulau Menjangan Besar
  • Pulau Menjangan Kecil
  • Pulau Cemoro Besar
  • Pulau Cemoro Kecil
  • Pulau Krakal Besar
  • Pulau Krakal Kecil
  • Pulau Nyamuk
  • Pulau Kumbang
  • Pulau Burung
  • Pulau Menyawakan
  • Pulau Kembar
  • Pulau Bengkoang
  • Pulau Mrican
  • Pulau Galean
  • Pulau Kateng
  • Pulau Sambungan
  • Pulau Genting
  • Pulau Gundul
  • Pulau Cendekian
  • Pulau Cilik
  • Pulau Sintok
  • Pulau Katang

WISATA PEGUNUNGAN

Rabu, 05 Juni 2013

Plajan Desa Wisata


Desa Plajan merupakan salah satu Desa Wisata di Kabupaten Jepara, tepatnya di kecamatan Pakis Aji. Desa Plajan berada disebelah timur ibu kota kabupaten yang merupakan salah satu Desa di Kecamatan Pakis Aji dengan jarak tempuh ke ibu Kota Kecamatan kurang lebih 5 KM dan ke Ibu Kota Kabupaten kurang lebih 22 KM dapat ditempuh dengan kendaraan kurang lebih 30 menit.

GOA SAKTI

Goa  yang terjadi secara alami ini, sampai pada saat sekarang belum ada yang mampu memprediksi sejak kapankah terjadinya lubang itu, hanya dalam legenda yang menjadi cerita rakyat bahwa lubang tersebut adalah tempat Mbah Langkir bertapa sampai akhir hayatnya (Moksa) hilang jiwa dan raganya। Maka lubang tersebut diberinama Goa Langkir.
Seiring berjalannya waktu Goa itu juga pernah jadi tempat bersarangnya kelelawar (Lowo) dengan jangka waktu yang cukup lama maka para pendatang kemudian memberi julukan Guo Lowo (Goa Kelelawar), dan juga pernah dihuni oleh sekelompok Burung Dadali namun waktunya relatif singkat.
Kenapa sekarang dinamakan Goa Sakti, Singkat cerita pada kala itu ada seorang seniman yang bernama Mbah Kartawi dia adalah salah satu seniman Emprak Dan Reog Barongan Desa Plajan yang pada masanya sangatlah tersohor, konon setiap kali mau ada pentas beliau selalu membawa barongannya ke Goa untuk disemedikan selama berhari-hari di dalam Goa tersebut, karena dengan disemedikannya barongan tersebut akan dapat menambah energi mistis bagi barongan itu sendiri dlm setiap kali pertunjukannya dan seolah-olah dapat membius para penonton hingga terbuai dalam pementasan barongan yang di adakan oleh Mbah Kartawi.
Dulu juga banyak orang-orang yang datang ke Goa tersebut guna melakukan ritual ( Ziarah ) pada saat mereka berziarah itu mereka melihat keanehan-keanehan yang terjadi di sekitar Goa, namun sekarang tidak lagi di gunakan sebagai mistis atau ziarah tapi sebagai Tempat wisata bersama keluarga inilah mengapa julukan-julukan atau nama-nama yang terdahulu tidak lagi dipakai dan diganti dengan nama Goa Sakti.

WANA AKAR SERIBU

Akar seribu adalah sebuah pohon karet yang sangat besar, dan memiliki lebih dari seribu akar. wana akar seribu terletak di desa plajan petir Rt25 Rw4 pakis aji Jepara. Pohon karet tersebu ditanam pada awal tahun 1931 oleh almarhum bapak sumani dikala umur 16 tahun. tujuan penanaman pohon karet tersebut adalah untuk menghindaru tanah longsor, penghijauan lingkungan, dan penanggulangan erosi banjir, serta untuk menghidupkan sumber mata air di daerah tersebut. Karena kemajuan dan perkembangan zaman tujuan tersebut bertambah, yaitu dijadikan obyek wisata yang sering kita kenal wana akar seribu. yang diharapkan memberikan suasana baru bagi pengunjung, yang akan menikmati lingkungan yang masih alami, sunyi indah, dan nyaman. Luas tempat wisata Akar Seribu 455 hektare (ha), dari luas desa 1.044 ha dijadikan tempat wisata.


Museum Gong Perdamaian Dunia

Induk berbagai peradaban di dunia hingga kini masih menjadi teka-teki. Berbagai teori juga sudah berusaha menyingkap misteri asal mula peradaban manusia ini.
Salah satu teori diungkapkan Presiden Komite Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani. Dia menyatakan, induk peradaban dunia berasal dari Bangsa Lemuria yang diyakini hidup di kawasan Gunung Muria, masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah. Menurut Djuyoto, 60.000 tahun sebelum Masehi, bumi masih berupa satu daratan.
Waktu itu, ada satu bangsa dengan peradaban besar, yakni Lemuria yang diyakini hidup di kawasan Gunung Muria, masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Namun setelah itu, kata Djuyoto, muncul zaman es. Sekitar 40.000 sebelum Masehi saat zaman es Plestosen berakhir, gletser-gletser di kutub mencair, dan lelehan air pun menyebar ke daratan yang lebih rendah.
Setelah itu, kawasan yang semula satu daratan terpecahpecah, ada yang berubah menjadi pulau-pulau, laut, dan gunung. Bangsa Lemuria pun terpencar- pencar. Namun dari proses itu, munculah berbagai suku bangsa di dunia berikut peradabannya, seperti Peradaban Atlantis, Dravida, Maya, Aztek, Inca, Babilon, India, China, Mesir, Yunani, Romawi, Persia, Normandia, Viking dan lain sebagainya.
Meski terpencar-pencar, namun keturunan Bangsa Lemuria itu meninggalkan jejak di tempat barunya. Salah satunya yakni adanya nama Muria di berbagai tempat di dunia. Mulai dari Rajastan India, Agrego Yunani, New York USA, Jeniro Brazil, Mali Afrika dan lain sebagainya. Di kawasan Timur Tengah, persisnya antara Jerussalem- Palestina/Israel juga ada Bukit Moriah (Muria). “Ada banyak penelitian yang mendukung teori ini,” kata Doktor Filsafat Universitas Hebrew Jerussalem, Israel ini.
Terkait adanya perbedaan struktur wajah, fisik, warna kulit, bentuk rambut dan lain sebagainya, menurut Djuyoto hal itu dipengaruhi oleh kondisi cuaca, makanan dan faktor-faktor alam lainnya. Berdasar keyakinan induk peradaban manusia berasal dari Bangsa Lemuria, maka Djuyoto pun berinisiatif mencanangkan Jawa Tengah sebagai provinsi perdamaian.
Selain alasan tersebut, juga lantaran adanya keyakinan jika Jawa Tengah yang posisinya berada di tengah Pulau Jawa, merupakan paku-nya nusantara. Atau dengan kata lain, kondisi yang terjadi di Jawa Tengah merupakan cermin dari situasi Indonesia. Proses pencanangan dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo di Jepara pada akhir April ini.
Setelah Jawa Tengah tepatnya Desa Plajan dicanangkan sebagai "Pusat Peradaban Dunia", Maka munculah ide membuat sebuah icon perdamaian dunia dengan bentuk gong. Karena di Desa Plajan terdapat Gong Keramat yang sudah berumur 450 tahun lebih, Gong tersebut merupakan metode dakwah milik seorang wali yang menyebarkan Islam di Jepara tepatnya di Plajan dan sekitarnya. sehingga jadilah Gong Perdamaian Dunia alias World Peace Gong. Gong yang telah di ciptakan di Plajan ada beberapa jenis yaitu: Gong Perdamaian Nusantara, Gong Perdamaian Asia-Afrika, Gong Perdamaian Dunia.



RUMAH KACA

Rumah Kaca sebuah ruangan yang tertutup kaca dan ini terdapat situs pusat bumi didalamnya terdapat kumpulan tanah dari 202 negara.

Ada juga situs air dari 99 sungai yang ada di dunia. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto berharap kawasan gong perdamaian dunia dan situs lainnya yang ada di Desa Plajan ini akan menjadi kunjugan wisatawan domestik maupun mancanegara

Selasa, 04 Juni 2013

Jepara Kota Listrik

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik didampingi Gubernur Jateng H Bibit Waluyo (kanan) dan Dirut PLN Nur Pamudi (kiri), Senin (6/2) meresmikan pengoperasian Pembangkin Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B Unit 4 ( 1x660 MW ) Jepara, Jawa Tengah.
JEPARA (JT-News) – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B, di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, berpotensi menambah mesin pembangkit baru guna memenuhi kebutuhan energi listrik yang semakin bertambah.
“Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, tentunya pembelian elektronik untuk kebutuhan rumah tangga akan bertambah, sehingga kebutuhan energi listrik yang dibutuhkan masyarakat juga semakin besar,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik pada peresmian pengoperasian PLTU Tanjung Jati B Ekspansi Unit 4 di Jepara, Senin (6/2).
Untuk mengimbangi meningkatnya kebutuhan energi listrik tersebut, katanya, penambahan mesin pembangkit baru di PLTU Tanjung Jati B, misalnya, unit 5 dan 6 dimungkinkan dilakukan. Apalagi, kata dia, pemerintah beserta jajarannya memang dituntut kerja keras mengamankan kebutuhan energi listrik.
“Saat ini, ketersediaan energi listrik wilayah Jawa dan Bali memang suprlus setelah diresmikannya pengoperasian pembangkit unit 4. Akan tetapi, hal ini tentunya tidak akan berlangsung lama karena pertumbuhan industri juga semakin meningkat, demikian halnya kebutuhan masyarakat terhadap listrik,” ujarnya.
Pemerintah juga mendorong tersedianya energi listrik di wilayah terpencil, dengan pembangkit berkapasitas kecil memanfaatkan tenaga matahari maupun tenaga air. Bahkan, lanjut dia, penyediaan energi terbaru dan terbarukan sangat serius didorong, termasuk pemanfaatan geotermal yang saat ini mulai dibangun di 28 titik di sejumlah wilayah di Tanah Air.
Adapun total energi yang akan dihasilkan sekitar 5.000 Mega Watt (MW) dari seluruh Indonesia. “Pemerintah juga sedang mengembangkan energi matahari dengan kapasitas energi yang besar, setelah sebelumnya diuji coba untuk panel dengan ukuran yang kecil. Kita tunggu saja hasilnya nanti,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Jepara Hendro Martojo menyatakan, Pemkab Jepara siap mendukung pengembangan unit pembangkit baru hingga unit delapan sekalipun, guna memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat yang semakin bertambah.
Ia mengatakan, areal di Kecamatan Mlonggo, seperti di Desa Sekuro masih memungkinkan dibangun proyek pembangkit baru.
“Dengan diresmikannya pengoperasian PLTU unit 4, maka kontribusi Jepara terhadap pembangunan tingkat regional dan nasional semakin besar, terutama kontribusinya terhadap kebutuhan energi listrik menyusul keberadaan PLTU di Jepara,” ujarnya.
Bahkan, lanjut dia, proses pembangunan PLTU di Jepara tergolong cukup kondusif dan aman, sehingga bermanfaat pula terhadap iklim investasi di Kota Jepara. Kota Jepara, katanya, nantinya tidak hanya dikenal sebagai Kota Ukir, tenun troso, maupun objek wisata Karimunjawa, melainkan dikenal pula sebagai "Kota Listrik".
Kontribusi yang diterima Kota Jepara, katanya, tidak terbatas pada proses perizinannya, melainkan proyek pembangunan PLTU di Jepara juga turut memberikan manfaat di bidang tenaga kerja karena tenaga kerja lokal yang akan diserap juga cukup besar dari jumlah kebutuhan tenaga kerja yang ada.
Sebelumnya, PLTU Tanjung Jati B telah mengoperasikan dua mesin pembangkit, yakni unit 1 dan 2 yang telah beroperasi secara komersial sejak 2006. Dengan diresmikannya pengoperasian pembangkit unit 4 serta unit 3 yang lebih dahulu diresmikan pada 28 Desember 2011 oleh Presiden RI, maka total kapasitas terpasang PLTU Tanjung Jati B dari empat unit mesin pembangkit mencapai 2.640 MW. (ant/JT-1).

Senin, 03 Juni 2013

Tiara Park Waterboom Destinasi Jateng

Water­boom Tiara Park Kali­nyamatan, Jepara saat ini makin diminati wisatawan. Tak hanya masya­rakat Jepara, tetapi juga dari luar daerah. Selain dari wilayah sendiri, sebagian besar pengunjung berasal Kudus, Pati, Blora, Rembang, Purwodadi, Demak dan sekitarnya. Bahkan, Tiara Park sudah menjadi salah satu destinasi wisatawan di Jawa Tengah. Hal itu disampaikan Humas Tiara Park Sholikul Huda, kemarin. "Kami melihat Tiara Park benar-benar sudah menjadi ikon baru wisa­ta di Jepara. Untuk meme­nuhi kepuasan pengunjung, kami selalu memanjakan mereka dengan menyuguhkan beberapa wahana permainan. Ragam permainan itu mampu memberikan kepuasan kepada wisatawan," ucap Huda.
Dia mengungkapkan, permainan itu adalah water park, water blaster, iguana slide, mandi bola air, kolam arus, flying fox, outbound, ATV arena, kereta wisata, karaoke, sinema 3 Dimensi, water ball, bungge trampoline, dan crazy ball.
"Agar lebih memanjakan pengunjung biar betah saat di Tiara Park, kami membangun wahana terbaru berupa taman aneka sat­wa dan pusat aneka jajan dan oleh-oleh khas Jepara," beber Huda.
Representatif
Dengan kondisi itu, Huda menandaskan, Tiara Park Kali­nyamatan tepat untuk menjadi jujukan anak-anak sekolah ber­sama keluarga pada saat liburan panjang setelah ujian kenaikan kelas yang tak lama lagi tiba.
"Pengunjung terutama orang tua tidak perlu khawatir saat anak-anaknya menikmati waha­na permainan air. Petugas kami selalu siap untuk mengawasi," jaminnya.
Huda menginformasikan, pengunjung sudah mulai padat sejak awal Mei. Sebagian besar rombongan dari anak-anak TK ataupun pendidikan anak usia dini (PAUD). Selain itu juga dari siswa-siswi sekolah dasar (SD) dari berbagai daerah baik dari Jepara ataupun luar Jepara.
"Pengunjung memang kami manjakan dengan berbagai fasilitas wahana permainan yang sudah ada dan pembangunan wahana baru untuk menyambut banjir pengunjung dalam liburan kali ini," ucap Huda.  Dia menyebutkan, dalam momen liburan pihaknya akan beroperasi lebih lama mulai pukul 08.00-18.00.
Sementara itu, Sujimah, kepala TK PGRI 53 Semarang, mengaku liburan di Tiara Park bermula dari adanya promosi pemasaran dari Tiara Park. Setelah dipertimbangkan, Tiara Park dinilai representatif.
"Lokasi Tiara Park Kali­nya­matan selain jaraknya dekat juga harga tiket masuk murah," tutur­nya.

(Sumber : http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=225917)

Minggu, 02 Juni 2013

Sutet Minuman Khas Jepara

Sutet adalah minuman khas dari Kabupaten Jepara, Sutet sendiri singkatan dari Susu Telur tegangan Tinggi. Sutet biasanya di seduh di pagi hari atau di malam hari.
Bahan:
  1. Satu butir telur ayam kampung/2 butir telur ayam beras, atau telur itik (biasanya 2 butir). Ambil kuningnya saja
  2. Air panas secukupnya
  3. Susu kental manis, secukupnya (biasanya 3 sendok makan)
  4. Gula pasir 2 sendok makan
  5. Jeruk nipis yang di belah (untuk menghilangkan bau amisnya telur dan menambah rasa segar)
  6. Optional, bisa ditambah vanila, jahe, madu.
Alat:
  •  Pengocok telur, sendok juga bisa, atau lidi yang diikat seperti sapu (pendek saja)
  •  Gelas
Cara membuat:
  1. Masukkan kuning telur kedalam gelas
  2. Tambah gula pasir
  3. Kocok dengan alat pengocok telur, sampai kental, biasanya sudah mulai mengeras seperti membuat kentalnya kue tar di dalam mixer
  4. Setelah kental biarkan dulu sebentar
  5. Masukan susu kental manis
  6. diatas gelas 1 yang berisi telur yang telah dikocok tadi
  7. Ambil air panas, kemudian masukkan kedalam saringan teh
  8. Setelah air panas dimasukkan, nanti akan terbentuk seperti soda coke. Membuih
  9. Masukkan air secukupnya sesuai dengan ukuran gelas
  10. Hati-hati perkirakan banyak airnya, karna bisa2 buihnya meluap keluar gelas
  11. Bisa ditambah dengan jeruk nipis yang diperas airnya
  12. Selesailah sudah silahkan diminum.
TIPS
  • Kemampuan memisahkan Kuning telur dengan putihnya, indikator segar atau anyirnya Sutet
  • Keahlian dalam mengocok telur menyebab cita rasa yang khas untuk masing-masing pembuat Sutet.